Selasa, 05 April 2011

KONSEP ILMU DAN PENGETAHUAN


BABI
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

            Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagung-agungkan selama ini.Bahkan ilmu pengetahuan bisa menentukan derajat seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.Dan dengan ilmu pengetahuan pula seseorang bisa menciptakan perubahan untuk kebaikan hidupnya. Namun pada  kenyataannya sering terjadi seseorang yang memiliki tingkat ilmu pengetahuan yang tinggi justru seakan menjadi orang yang tak tahu apa-apa dengan kata lain, ia tak tau bagaimana cara bersikap terhadap ilmu yang telah dimilikinya. Selain itu, sering juga kita jumpai seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan justru menjadi musuh bagi orang yang mungkin ilmu pengetahuan yang lebih rendah dari pada dirinya, baik itu nampak maupun tidak.
            Melihat permasalahan di atas, maka kami mencoba mengkaji lebih dalam mengenai hal tersebut. Selain dalm proses pencarian dan pencapaian ilmu pengetahuan salah satu letak permasalahannya adalah pad pemahaman konsep ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Untuk itu, kami mencoba untuk membahas mengenai konsep ilmu dan pengetahuan secara lanjut.

B. RUMUSAN MASALAH

v  Apa perbedaan antara ilmu dan pengetahuan?
v  Jenis-jenis pengetahuan.
v  Apakah fungsi ilmu pengetahuan?
v  Kriteria ilmu pengetahuan.
v  Apa saj yang menjadi unsur-unsur pembentuk ilmu pengetahuan?
v  Sikap ilmiah.

C. TUJUAN
            Tujuan Penyusunan makalah ini adalah memberikan penjelasan mengenai konsep pengetahuan yang sebenarnya.


BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP ILMU DAN PENGETAHUAN
1. Pengertian
Pada hakekatnya pengetahuan atau knowledge merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu obyek tertentu   termasuk ke dalamnya adalah ilmu, sehingga ilmu dikatakan merupakan bagian yang di ketahui oleh manusia. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).Pengetahuan juga merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak turut memperkaya kehidupan kita. Kriteria nagi suasana mengetahui bagi segala yang kita tangkap dalam jiwa baik mengenai benda, seperti buku, kursi, gelas, mengenai peristiwa yang menyertai benda seperti melayang, mendidih, pasang, meledak, maupun mengenai sifat dan keadaan benda seperti wangi,mahal, panas, gelap, dan sebagainya.
Kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata “Pengetahuan” dan “ilmu”. Pengetahuan (knowledge) sudah puas dengan menangkap tanpa ragu tentang kenyataan suatu hal, sedangkan ilmu (science) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan.
Contoh perbedaan antara pengetahuan dan ilmu,  misalnya si Rahmat mengetahui bahwa gabus selalu terapung di air. Yang demikian adalah pengetahuan. Manakala kemudian  Rahmat mengetahui bahwa gabus selalu terapung di air karena berat jenis gabus lebih kecil dari pada berat jenis air dan ini mengakibatkan gabus itu selalu terapung, maka hal tersebut merupakan “ilmu”. contoh lain sperti seorang nelayan  tahu betul saat-saat laut pasang dan surut sehingga ia dapat mengambil manfaat dari kehidupannya, tetapi ia tidak pernah mencari tahu tentang sebab terjadinya hal tersebut, yakni day tarik bulanyang mengakibatkan air laut di sebagian belahan bumi ini pasang. Maka selama itu pula ia hanya merupakan pengetahuan baginya.
2. Fase perubahan Konsep Pengetahuan
Peter Drucker, bagawan manajemen tingkat dunia, khususnya dalam buku Post Capitalist Society (1994) dan Managing in a Time of Great Change (1997) membedakan perubahan pengetahuan manusia dalam empat fase.
Pertama, sampai revolusi industri, pengetahuan diterapkan kepada “ada”, being.Artinya, pengetahuan lebih bersifat “kontemplatif”, yaitu mencari kebenaran demi kebenaran itu sendiri, bukan untuk tujuan-tujuan yang didasarkan pada kemanfaatan.Pengetahuan tidak mengandung arti “kemampuan melakukan sesuatu”.Kemanfaatan atau kegunaan bukanlah pengetahuan, tetapi ketrampilan yang dalam bahasa Yunani disebut sebagai “techne”.Manusia menjadi sempurna dengan memiliki pengetahuan, yang merupakan perwujudan daari kebenaran.
Kedua, baru pada saat revolusi industri, pengetahuan menjadi sumber perbuatan (doing).Pengetahuan ditujukan untuk hal yang bermanfaat, yaitu menjadi sumber penciptaan alat-alat atau teknologi sebagaimana diawali oleh James Watt (1736 – 1819).“Techne”, ketrampilan dikombinasikan dengan “logos”, yaitu pengetahuan yang terorganisasi, sistematik dan memiliki tujuan, sehingga menjadi “teknologi”. Pada fase ini, khususnya pertengahan abad ke 18, di Eropa muncul berbagai lembaga yang mengajarkan “ketrampilan”, antara lain Ecole Polytechnique.
Pada fase berikutnya yang ketiga, pengetahuan tidak hanya dikaitkan dengan tindakan, tetapi dikaitkan dengan kajian tentang pekerjaan, analisis pekerjaan, dan rekayasa pekerjaan atau untuk memperbaiki pekerjaan.Ini dirintis oleh Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915) dengan karyanya Scientific Management (1911).Dengan ini produktivitas menjadi meningkat.Dan mulai saat itu “pelatihan” menjadi penting.Frederick Winslow Taylor ini juga disebut sebagai Bapaknya ilmu Teknik Industri (Industrial Engineering).
Fase terakhir terjadi ketika pengetahuan diterapkan pada pengetahuan (knowledge is applied to knowledge). Jika sebelumnya manajemen dimaksudkan sebagai pengetahuan untuk menemukan bagaimana pengetahuan yang ada diterapkan sebaik mungkin untuk memberikan hasil, kini pengetahuan juga diterapkan secara sistematik dan sengaja untuk mendefiniskan pengetahuan baru apa yang dibutuhkan? Apakah itu feasible? Dan apa yang harus dilakukan untuk menjadikan pengetahuan itu efektif? Dengan kata lain, pengetahuan diterapkan pada inovasi sistematik. Dari sini Peter Drucker kemudian mulai memperkenalkan istilah knowlede worker, yakni kelompok pekerja yang memiliki pendidikan formal dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan pengetahuan teoritik dan analitik serta mind set tertentu dan lebih-lebih “kebiasaan untuk belajar terus menerus”. Untuk pertama kalinya sejak revolusi industri, pengetahuan menjadi faktor produksi yang penting seperti halnya tanah, tenaga kerja dan modal, pada masa era kapitalisme. Faktor pengetahuan ini bahkan menjadi yang terpenting karena secara fundamental berbeda dengan faktor produksi lainnya itu dalam arti Ia (pengetahuan) tidak terikat pada suatu Negara, transisional, dapat dibawa, dapat diciptakan dimanapun, secara cepat, mudah dan murah.

B. JENIS-JENIS PENGETAHUAN
Pengetahuan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Pengetahuan Non Ilmiah
Pengetahuan non ilmiah atau dikenal dengan sains semu (pseudo science) diperoleh terutama dengan mengandalkan dugaan, perasaan, keyakianan dan tanpa diikuti oleh pemikiran yang cermat. Oleh karena itu, pencarian pengetahuan dengan cara ini prosentase kebenaranya randah.  Pengetahuan yang diperoleh mungki benar namun mungkin juga salah seperti pada prasangka dan intuisi, serta tidak efisien karena harus mencoba-coba tanpa dasar dan kalaupun benar sering karena kebetulan saja. Samapi saat ini belum ada metode tertentu  atau  khusus yang dapat digunakan untuk mendekati kebenaran pengetahuan non ilmiah namun umunya manusia melakukan pendekatan terhadap suatu hal melalui beberapa cara. Seperti mitos, prasangka, intuisi dan lain-lain.



2. Pengetahuan Ilmiah
Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalamn empiris (fakta) maupun referensi pengalamansebelumnya. Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah disebut ilmu.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan atau ilmu, menurut para ahli mempunyai pengertian sebagai berikut:
·         Ralph Ross and Ernest Van Den Haag dalam bukunya “The fabric of Society” menulis bahwa sicience  is empirical, rasional, general and commulative and its allfour at once. Artinya adalah ilmu memiliki kriteria empiris, rasional, umum, kumulatif, dan keempatnya serentak terpenuhi.
·         Ilmu pengetahuan dapat dirumskan sebagai berikut:
Kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek/lapangan), yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal/kejadian itu”.
·         Ilmu adalah susunan sistematik berdasarkan kaidah normatif tertentu terhadap keterampilan, pengertian, pemahaman ataupun pengetahuan. The Liang Gie memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktifitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin diketahui manusia.
·         V. afayanev dalam bukunya “Marxist philosophy” menyatakan bahwa science is the systems of mans knowledge on nature, society, and thought. It reflect the world in concepts, categories, and laws, the correctness and truth of wich are verified by practical experience. Artinya bahwa Ilmu pengetahuan adalaah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dalam konsep, kategori-kategori dan hokum-hukum yang kebenaran dan ketepatannya dapat diuji dengan pengalaman praktis.

C. FUNGSI ILMU PENGETAHUAN
Fungsi ilmu pengetahuan di antaranya adalah :
Drs R.B.S. FUDYARTANTA, dosen psikologi universitas gajah mada 
menyebutkan 4 tujuan ilmu pengetahuan , yaitu :
(1) Fungsi deskriptif: menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu 
obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari 
(2) Fungsi pengembangan, menemukan hasil ilmu yang baru 
(3) Fungsi prediksi, meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga dapat     dicari tindakan percegahannya 
(4) Fungsi Kontrol, mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.

D. KRITERIA ILMU PENGETAHUAN
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, merupakan ilmu pengetahuan apabila memenuhi syarat berikut :
1. Logis atau masuk akal
2. Objektif
3. Metodik
4. Sistematik
5. Berlaku umum atau universal
6. kumulatif berkembang dan tentative
E. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK ILMU PENGETAHUAN
Keberadaan ilmu pengetahuan terbentuk dari hokum secara khusus dan teori yang lebih general.Baik dalam rumusan hokum maupun teori melibatkan unsure konsep yang merupakan konstruksi mental dalam menginterpretasikan hasil observasi.Konsep merupakan symbol-simbol yang membantu untuk mengorganisasikan pengalaman.Hukum adalah korelasi antara dua konsep atau lebih dekat kaitannya dengan hal-hal yang terobsevasi. Hukum mencerminkan urutan sistematik  suatu pengalaman dan berfungsi untuk memberikan pengalaman menurut pola yang beraturan dan dapat dinyatakan  dalam bentuk grafik., persamaan atau ekspresi verbal tentang interrelasi antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan teori adalah kerangka konsepsi yang terorganisasi menjadi suatu generalisasi yang dapat dijabarkan menjadi hukum-hukum.Dibandingkan dengan hukum, teori memiliki generalisasi yang jauh lebih luas dan konprehensif.
F. SIKAP ILMIAH
Dengan memperhatikan syarat dan kriteria serta langkah operasional maka semua aspek hendaknya diperhatikan termasuk pembentukan karakter seorang ilmuan, di antara sikapa ilmiah yaitu :
v  Jujur
v  Terbuka
v  Toleran
v  Skeptic
v  Optimis
v  Pemberani
v  Kreatif dan inovatif
v  Bertanggung jawab, dan lain-lain.     












BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

            Ilmu dan pengetahuan adalah dua hal yang berbeda. Tidak semua pengetahuan dapat dikategorikan sebagai  ilmu. Namun, semua ilmu dapat dikategorikan sebagai pengetahuan.Pengetahuan terbagi dalam dua bagian yaitu pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan non ilmiah. Dalam pengaplikasia konsep pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari maka ada banyak hal yang kita perhatikan, dan yang terpenting adalah sikap ilmiah sehingga ilmu pengetahuan bukan hanya untuk diri pribadi tapi juga bagi orang lain serta dapat bertanggung jawab terhadap apa yang telah kita ketahui baik itu sebagai ilmu maupun sebagai pengetahuan.

B. SARAN
Semoga ilmu pengetahuan bukan hanya dipahami sebagai sesuatu untuk memperoleh Sesutu bagi diri sendiri namun juga dapat bermanfaat bagi orang lain dan tentunya dibarengi dengan sikap ilmiah yang selalu ada dalam pengaplikasian konsep ilmu dan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.












DAFTAR PUSTAKA

Mundiri H. 2009. Logika .Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Tim Dosen Wawasan Ipteks. 2010. Wawasan Ipteks. UPT-MKU Unhas: Makassar.

1 komentar: